Gerakan 2019 Ganti Presiden Dengan
Strategi Menyulut Emosi
Hastobin-1: Indonesia kembali menjadi perhatiannya pada Asian Games 2018. Sebagai Tuan Rumah untuk yang ke-2 kalianya, kita berharap Indonesia sukses menggelar hajatan akbar ini. Mata dunia sedang menyorot ke sini.
pertama kalinya Indonesia menjadi Tuan Rumah Tahun 1962, tercatat sebagai Asian Games pertama bagi Indonesia sebagai kota tuan rumah. Ajang yang berlangsung 24 Agustus - 4 September itu dibuka secara resmi oleh Presiden Soekarno di Stadion Gelora Bung Karno. Diikuti 1.460 atlet yang mewakili 17 NOC Asia, multi event ini menampilkan 13 cabang olahraga; atletik, akuatik (renang, loncat indah, dan polo air), bola basket, tinju, balap sepeda (jalan raya dan trek), hoki, sepak bola, menembak, tenis meja, tenis, bola voli, dan gulat. Asian Games 1962 ini memperebutkan 372 medali emas.
Namun ada banya yang berbeda dengan Asian Games kali ini, Mungkin pada masa Presiden Soekarno masyarakat indonesia menyabut dengan gembira dan penuh dengan semangat, Rasa bangga menjadi Tuan Rumah dan Proyek Propokator belum ada. beda dengan pada masa Presiden Jokowi, Mungkin Sebagian tidak perduli dengan hal yang membanggakan tersebut.
sehingga mereka lebih suka menggelar ontran-ontran deklarasi ganti Presiden, gerakan ganti Presiden di duga diinisiasi PKS. dari awal diperkenalkan sudah terlihat jelas Provokastif. mungkin kita juga sudah tau jika beberapa kegiatan para aktor menggunkan masjid sebagai sarana kampenye, walaupun sebenarnya di ajaran islam itu sangat di larang, mengapa saya bilang di larang ??
sebenarnya keterangannya sangat panjang hanya saja saya tidak menggambilnya, karena terlalu panjang, namun jika penasaran boleh tanyakan langsung ke yang ahlinya saja, seperti yang saya lakukan di atas.
Sebenarnya mesjid itu adalah milik Seluruh Rakyat indonesia, Sebenarnya siapa-pun boleh masuk ke mesjid di karenakan seluruh bumi ini adalah mesjid kecuali kamar mandi, Kandang Domba dan Kandang Unta. begitulah yang saya tau sehingga kalau kita berada di luar indonesia yang masyarakatnya Mayoritas Muslim terkadang mereka shalat di jalan-jalan yang tidak menganggu jalan orang lain.
Aksi promopokator degan politisasi mesjid dengan gerakan ganti presiden, menurut sebagian masyarakat hal tersebut seperti mengotori mesjid dan akhirnya memdulang protes. dan rakyat sudah mulai pintar merasa jika Rumah ibadah mereka di manfaatkan politik kotor sehingga banyak Masyarakat yang menggelar aksi Menolak gerakatan-gerakan tersebut.
Aksi promopokator degan politisasi mesjid dengan gerakan ganti presiden, menurut sebagian masyarakat hal tersebut seperti mengotori mesjid dan akhirnya memdulang protes. dan rakyat sudah mulai pintar merasa jika Rumah ibadah mereka di manfaatkan politik kotor sehingga banyak Masyarakat yang menggelar aksi Menolak gerakatan-gerakan tersebut.
- Seperti yang di Riau Masyarakat menusir Neno Warisman.
- di Surabaya Ahmad Dhani yang di hadang massa.
Massa marah karena menganggap gerakan yang sering di tunggangi HTI untuk kampenye khilafah, ini juga menjadi ajang perpecahan juga termasuk sebagai mencuri star kampanye.
Sebenarnya kemarahan Massa tidak datang dengan tiba-tiba, ada beberapa kli kejadian yang justru di picu oleh massa Ganti Presiden. pastinya masih ingatkan dengan Car Free Day di Jakarta, kelompok ganti Presiden sengaja mengganggu gerakan yang sama mempersekusi seorang ibu dan anak kecil. Para lelaki yang menggunakan kaos bertuliskan ganti presiden mengelilingi Susi Ferawati dan anaknya menghamburkan kata-kata intimidatif dan ancaman. Semua itu terekam video dan viral. Orang mengecam tindakan tersebut.
Dan bahkan tidak hanya itu ketika digelar acara ini di Solo, yang jadi sasaran gerakan ini adalah kios martabak Markobar, tempat usaha milik Gibran Rakabuming, putera Presiden Jokowi yang dikenal sama sekali tidak ikut-ikutan urusan politik. Dengan kata lain, emosi publik memang sudah disulut sebelumnya.
Jika di pikir-pikir penggagasnya mungkin sudah menyedari kondisi ini. kemungkinan besar mereka memang paham dan sengaja membuat suasana panas yang membakar. kenapa ? mungkin karena jika Pilpres di lalui dengan suasana damai, mayarakat akan menjalaninya dengan damai dan menimbang sosok capres dari prestasi, kualitas, kemampuan dan rekam jejaknya.
Kondisi ini mengambil pelajaran dari kampanye Pilkada Jakarta. Masyarakat disulut emosinya dengan isu agama dan rasial. Dibuat ketakutan sedemikian rupa. Logika sehat publik ingin dimatikan. Dengan cara itulah pasangan yang diusung PKS dan Gerindra memenangkan pertarungan. Nah, kondisi yang sama mau dicobakan lagi sekarang.
Kedua, ketika kegiatan tersebut dihalangi massa, mereka akan memainkan isu playing victim dan berharap terjadi Cinderella effect untuk kandidat yang diusungnya. Mengesankan seolah-olah menjadi korban dan tertindas untuk mencuri belas kasihan hingga berdampak elektoral.
Penolakan publik pada gerakan itu juga digoreng sebagai penghalangan kebebasan berpendapat. Padahal dengan logika yang sama, massa yang tidak setuju dengan gerakan itu juga punya pendapat yang bebas. Dengan kata lain, konflik horizontal dari gerakan ini justru bukan sesuatu yang sifatnya sporadis tetapi memang bisa terbaca sebagai bagian dari rencana. Tujuan memenangkan pasangan Prabowo-Sandi.
Sebetunya jika mau jujur ada pertanyaan untuk gerakan ini. Kita tahu semua penggagas gerakan ini adalah para pendukung pasangan Prabowo-Sandi. Kenapa mereka tidak langsung saja mempromosikan sebagai gerakan dukungan pada Prabowo-Sandi? Ada kesan PKS sebagai penggagas gerakan tidak percaya diri untuk mempromosikan kandidat yang diusungnya.
Tampaknya memang agak susah menyusun strategi kampanye untuk mengedepankan prestasi calon yang diusungnya. Yang terjadi pengulangan informasi karena ini adalah kali ketiga Prabowo maju dalam ajang Pilpres.
Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan menyulut emosi masyarakat agar rasionalitas publik tertekan dengan hal-hal yang sifatnya emosional. Dengan cara itulah mereka hendak mendulang kemenangan.
Sumber Berita ► 👀👉Gerakan Ganti Presiden, Strategi Menyulut Emosi | The Truly Islam ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.