Berita Online 24 Jam-Hingga pada hari di mana Donald Trump sudah dilantik sebagai presiden, tepapi Barrack Obama masih menghantuinya. Nama Obama masih sering disebut dan dirindukan dikalangan masyarakat dan bahkan media sosial masih saja menyebut namanya.
AJ+ dan CNN merilis data perihal komparasi di hari pelantikan Trump dan Obama. Mulai membahas angka yang datang langsung pada hari pelantikan. Bahkan, AJ+ sampai mengungkit soal dansa pertama antara kedua sang presiden.
Dan tak hanya berhenti di situ, AJ+ juga merilis data protes Trump yang terjadi di berbagai negara. Jerman dan negara-negara Eropa lainnya, ia sertakan sebagai negara-negara yang turut membenci kehadiran Trump.
Saya kemudian teringat pidato terakhir Obama disambut dengan riuh penonton. Pidato yang dilaksanakan di Chicago tersebut disambut dengan tepuk tangan sehingga harus beberapa kali ia mengatakan “Thank You” sebelum memulai pidatonya.
Sangat terasa bahwa ia disambut hangat oleh masyarakat Amerika, dan sepertinya, memang akan dirindukan. Orang-orang Amerika tampak seperti akan merindukan sosok presiden mereka yang kalem dan seakan tak ingin memiliki presiden yang bahkan mencap media seperti CNN sebagai fake news seperti Trump.
Hal ini, pada akhirnya, membuat kita yakin bahwa Trump adalah bencana. Sementara Amerika baru kehilangan pemimpin yang dicintai oleh masyarakatnya. Namun sayangnya, dapat dikatakan, Obama sendirilah yang membuat sosok Trump tampil menjadi presiden Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.