Bersukur Dalam Musibah Dan
Bersabar Dalam Nikmat
Bersukur dalam musibah dan bersabar dalam nikmat yang di berikan allah merupakan hal yang sebenarnya di ajarkan Rasullah SAW. Ada 2 ayat dalam al Qur'an yang menjadi pembukaan dalam artikel ini, di mana yang pertama itu adalah ayat (QS Ibrahim : 7″. Ayat yang kedua, “maka bersabarlah dengan kesabaran yang indah.(QS Al Ma’arij : 5)”.
Dua ayat tersebut sering kali di ingatkan kembali oleh para ulama, kiyai dan ustadz dalam majelis Taklim. Jika topik pembahasannya adalah Belajar bersukur atau bersukur atas nikmat dari allah swt, Di mana ayat tersebut mendorong dan memotivasi dalam sabar, karena kesabaran itu merupakan keindahan dengan nikmat yang jarang di miliki orang yang mamapu.
Bersukur Dalam Musibah Dan Bersabar Dalam Nikmat.
- Ditambahkan Nikmat
Seseorang yang selalu senantiasa mengucap syukur dengan kondisi apapun, maka Allah akan menambahkan nikmatnya. Sebaliknya orang yang banyak mengeluh dan selalu iri dengan kehidupan orang lain maka ia hidupnya akan semakin menderita.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim : 7) - Diampuni dosa-dosanya
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda : “Allah SWT tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah SWT menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah SWT akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi) - Bersyukur adalah Hal Utama di sisi Allah Ta’ala
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Allah SWT tidak memberikan nikmat kepada seorang hamba, kemudian ia memuji Allah SWT atas nikmat-Nya,kecuali pujiannya itu lebih utama dari nikmat itu, meskipun kenikmatan itu besar.” (HR. Tabrani) - Disayang Allah Ta’ala
“Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakan dia hingga engkau merasa bahwa engkau telah mensyukuri kebaikan tersebut, karena sesungguhnya Allah SWT sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur”. (HR. Abu Dawud). - Dilipatgandakan Pahalanya
Dari Abu Abdillah a.s, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang menyantap makanan dengan rasa syukur, maka dia diberi pahala, seperti orang yang berpuasa menjaga dirinya. Orang yang sehat yang mensyukuri kesehatannya, maka dia diberi pahala, orang yang menanggung penderitaan (jasmani)-nya dengan sabar. Dan orang yang memberikan dengan rasa syukur, maka dia mendapat pahala yang sama dengan orang yang menanggung kerugian dari menjaga diri”. (H.R Abu Hurairah dan al-Qudha’i) - Terhindar Dari Penyakit Hati
Manfaat bersyukur kepada Allah juga bisa menghindari diri dari penyakit hati, seperti sombong, dengki, dendam dan sebagainya. Perlu Anda tahu bahwa penyakut hati itu membuat hidup jadi sumpek. Selain itu juga meningkatkan risiko penyakit. Bahkan Allah Ta’ala pun tidka menyukai orang-orang yang menyimpan penyakit dalam hatinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ketahuilah bahawa dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika umaka rusaklah seluruh anggota, ketahuilah itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Terlihat Awet Muda
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa seseorang yang hatinya rajin bersyukur maka ia cenderung awet muda. Ini dikarenakan energi positif dari pikirannya. Sehingga mempengaruhi organ dan jaringan tubuh menjadi lebih sehat.
Sebenarnya Bersukur dalam musibah kepada Allah Ta’ala masih memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Bersyukur bisa mempermudah datanganya kesuksesan, membangkitkan semangat, hidup menjadi lebih produktif, dan kepercayaan diri pun juga bertambah. Maka itu perbanyaklah bersyukur ya. Terkakang kita menganggap bahwa hidup kita yang paling menyedihkan, padahal nyatanya banyak orang-orang yang hidupnya lebih susah dari kita. Kita harus percaya dengan Allah Ta’ala bahwa apa yang kita miliki sekarang adalah takdirnya dan itu pasti yang terbaik untuk kita. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Quran:
“Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Baca Juga : Peringatan Untuk Menghindari Tisu Basah Pada Bayi Secara Rutin
Bersukur dalam musibah dalam konteks ini, biasanya berarti mengakui bahwa nikmat yang diterima adalah semua milik Allah, maka memuji Allah adalah hal yang pantas untuk nikmat, dan itulah yang di sebut syukur. Lebih dalam lagi, syukur itu, agar tidak berhenti di lisan berupa tahmid atau pujian kepada Allah.
Namun, seiring dengan bertambahnya nikmat maka dibutuhkan bertambahnya keta’atan. Sesiapa yang bertambah kenikmatan dan tidak bertambah ketaatannya, maka itu adalah celaka, demikian Rasulullah mewanti-wanti ummatnya.
Sedangkan sabar itu bermakna, penerimaan terhadap musibah dari Allah dan menjadikan iman menjadi meningkati dengan hal tersebut. Walaupun sabar itu begitu berat, namun diperintahkan agar terlihat indah. Tidak keberatan, apatahlagi berkeluh kesah kepada manusia.
Sabar dan syukur adalah dua hal yang menunjukkan adanya iman di dada seorang yang mengaku mukmin. Ketiadaan syukur akan berakibat kufur yang akan menyingkirkan iman di hati. Demikian pula ketiadaan Sabar akan menghilangkan pengakuan keberimanan seseorang oleh Allah. Namun, patut untuk direnungi, bahwa syukur dapat pula untuk musibah, dan sabar dapat pula untuk nikmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.